Perusahaan Teknologi AI Serbu Pasar Indonesia

Indonesia kini menjadi magnet bagi perusahaan teknologi dan startup artificial intelligence (AI) global seperti Chat GPT dari OpenAI, Gemini AI dari Google,Copilot dari Microsoft.

Perusahaan Teknologi AI Serbu Pasar Indonesia
Caption foto adalah blabla. / Possessed Photography
Daftar Isi

Indonesia kini menjadi magnet bagi perusahaan teknologi dan startup artificial intelligence (AI) global seperti Chat GPT dari OpenAI, Gemini AI dari Google,Copilot dari Microsoft. Daya tarik utamanya terletak pada potensi pasar digital Indonesia yang massif serta ketersediaan ekosistem digital di sektor e-commerce, fintech, dan media sosial.

Menurut laporan DataReportal 2025, ada 219 juta pengguna internet (73% populasi) dan nilai pangsa e-commerce diprediksi mencapai  Rp1.900 triliun sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar digital terbesar di dunia.

Melansir laporan Harian Kompas, terbaru perusahaan asal Singapura, Dyina.AI berencana membuka kantornya di Indonesia pada Juli 2025. Menurut Public Relations Manager Global Dyna.AI, Trixy Aw, masih sedikit startup di Indonesia yang menawarkan solusi AI selengkap Dyna.AI. Produknya kini digunakan oleh sejumlah perusahaan dalam negeri, salah satunya PT Neo Karya International—perusahaan spesialis layanan data dan teknologi untuk industri pembiayaan.

Pemerintah ke depan perlu lebih agresif lagi mendorong infrastruktur digital, hard infrastucturre

Gelombang kedatangan pemain AI internasional ini bukan sekadar tren, melainkan peluang solutif bagi pengusaha lokal untuk bertransformasi, berinovasi, dan meningkatkan daya saing. Kehadiran teknologi mutakhir dari startup global membuka akses bagi UMKM dan pengusaha Indonesia terhadap alat canggih tanpa investasi besar. Melalui model berlangganan terjangkau, mereka dapat memanfaatkan platform AI untuk otomasi layanan pelanggan (chatbot multibahasa), analisis sentimen media sosial, hingga riset pasar. Di sektor operasional, solusi AI membantu pengusaha meningkatkan efisiensi, misalnya startup logistik yang mengoptimalkan rute pengiriman untuk menghemat waktu dan biaya bahan bakar.

A tree silhouetted against a sunset sky.
Caption photo / Peter Thomas

Namun, menurut ekonom Indef, Eko Listyanto, pemerintah perlu memperbaiki dan mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia untuk membangun ekosistem digital Indonesia bersaing secara global. Selain itu, perlu juga edukasi bagi asyarakat dalam memanfaatkan peralatan digital untuk meningkatkan produktivitas.

Subjudul

“Pemerintah ke depan perlu lebih agresif lagi mendorong infrastruktur digital, hard infrastucturre (sinyal dan pemeretaan akses internet). Masyarakat juga perlu dididik untuk bisa menguasai soft skill untuk memanfaatkan teknologi digital secara produktif sehingga bisa meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan mereka,” ujar Eko melalui sambungan Whatsapp, Kamis (3/7)

Menjaga Kebugaran di Sela Setiap Kesibukan
Kegiatannya padat, usia juga bukan muda lagi, namun tak membuat mantan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meninggalkan olahraga. Dimana pun, kapanpun, ia selalu menyisihkan waktu buat menggerakan tubuhnya. Dalam beberapa postingan di akun Instagramnya, Retno kerap memperlihatkan kegiatannya olahraga joging di sela pekerjaan yang menuntut kesiapan yang tinggi. Namun, meski

Dalam membangun ekosistem digital, pemerintah juga diharapkan membuat regulasi yang aspiratif. Kebijakan yang disusun perlu mendengarkan dan melibatkan perusahaan dan pelaku di sektor digital. Selama ini keterlibatan pemerintah seringkali membuat investor atau perusahaan merasa ketakutan.

“regulasi jangan terlalu strict (menghambat), termasuk ketika membuat regulasi itu harus lebih sering mendengarkan masukan-masukan dari para pelaku di ekosistem digital," ujar Eko.