Good morning Chief…
Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.
🔦Highlight
Neraca Dagang Surplus US$4,9 Miliar Mei 2025
Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$ 4,9 miliar pada Mei 2025 atau lebih tinggi dari bulan April sebesar US$ 160 juta di tengah kondisi perekonomian global yang tengah melesu, demikian Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rilis APBN kita, Selasa (17/6).
Kondisi ini berhasil dipertahankan selama lima tahun berturut-turut atau 60 bulan.
Dampak lesunya perekonomian global:
- Menekan ekspor dan impor Indonesia
- Mempengaruhi kinerja neraca dagang
Khusus pada Mei 2025 lalu, Kemenkeu mencatat komposisi ekspor Indonesia, terutama dari sektor pertanian, tumbuh sangat tinggi 56,2% dan industri pengolahan tumbuh 25,8%.
Selama lima tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia meningkat sejak 2020 yaitu mencapai US$21,62 miliar, pada tahun 2021 sebesar US$ 35,42 miliar, lalu pada 2022 US$ 54,24 miliar, pada 2023 US$ 36,89 miliar.
🌟Lights
Indonesia bisa garap potensi pasar nikel dari negara G7
Amerika Serikat, Perancis hingga Inggris menyusun langkah strategis menekan dominasi Cina dalam pasokan komoditas mineral, termasuk nikel yang dibahas dalam pertemuan G-7 di Kanada, 15-17 Juni 2025. Negara G-7 ingin mengubah ketergantungan pasokan nikel Cina yang kuasai pasar global lebih dari 50 persen. Dalam G-7 ada Kanada, yang menjadi supplier terbesar nikel.
Adapun perkiraan kebutuhan nikel semisal bagi AS sebesar 150.000 - 200.000 metrik ton, yang kebanyakan untuk produksi baja tahan karat—dan pasokan nikel AS didominasi dari Kanada, Indonesia kedua. Kebutuhan nikel di Perancis 24 ribu ton, dan paling banyak dipasok dari Luksemburg. Di Inggris, kebutuhan nikel mencapai 31.170 ton, dan paling terbesar dari Norwegia.
Indonesia melalui kekuatan seperti BUMN Antam hingga Inalum yang mendapat dukungan Danantara bisa mengambil peran besar dalam implementasi hilirisasi industri mineral. Ini tentunya beririsan dengan kepentingan korporasi Cina yang lebih dulu berinvestasi di Indonesia. Dan di sisi lain kemampuan Antam memproduksi nikel mencapai 200.000 ton pada 2022 dan 220.000 ton pada 2023.
18 MoU diteken Indonesia dan Belanda, peluang usaha terbuka di berbagai sektor
Pemerintah Indonesia - Belanda menandatangani 18 nota kesepahaman (MoU) senilai hampir 800 juta euro atau sekitar Rp15,02 triliun dalam misi ekonomi Belanda ke Indonesia pada 16 Juni 2025 di Jakarta. Kerja sama ini mencakup sektor hortikultura, sumber daya air, dan kemaritiman, yang sejalan dengan ambisi Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dan menjadi lima besar ekonomi dunia pada 2045.
Konten yang tersisa hanya untuk anggota berbayar.
Silakan berlangganan paket berbayar untuk membuka artikel ini dan konten lainnya.
Langganan Sekarang