Viewsletter: Weekday Bright, Selasa, 15 Juli

Selamat pagi Chief…  Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini Selasa (14 /7/2025) berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Viewsletter: Weekday Bright, Selasa, 15 Juli
Daftar Isi

—---------------------------------------------------------------

Selamat pagi Chief… 

Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Siapa Paling Diuntungkan dari IEU-CEPA?

Di tengah ketidakpastian perang tarif Trump, tercapainya kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership (IEU-CEPA) jadi harapan besar dunia usaha Indonesia.

Setelah proses panjang perundingan yang memakan waktu perundingan hingga sekitar 10 tahun, akhirnya Indonesia dan Uni Eropa akhirnya menuntaskan perundingan atas perjanjian dagang IEU-CEPA di Brussels, Belgia, Minggu (13/7/2025).

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan, dunia usaha menyambut baik kabar mengenai tercapainya titik terang dalam perundingan IEU-CEPA.  Kendati, entry into force IEU–CEPA baru ditargetkan akhir 2026 atau awal 2027, namun masa transisi ini bisa menjadi waktu yang sangat strategis untuk mempersiapkan fondasi agar manfaat IEU–CEPA dapat dioptimalkan sejak hari pertama diberlakukan nanti.

Di saat dinamika global semakin tidak menentu, memperkuat orientasi pasar ke Eropa adalah langkah mitigatif yang sangat relevan. Apalagi banyak sektor industri padat karya berorientasi ekspor sudah terbukti punya kapasitas untuk bersaing jika ekosistemnya mendukung.

Lantas sektor apa sajakah yang paling diuntungkan dalam kebijakan ini?

Lanjutkan membaca di sini.

Utang Luar Negeri Swasta Kembali Melambat, Sinyal Apakah Ini?

Di tengah ketidakpastian global, tensi geopolitik yang memanas, dan pengetatan likuiditas global, Indonesia mencatat penurunan utang luar negeri (ULN) swasta. Akankah ini jadi sinyal positif atau sebaliknya?

Mengutip data Bank Indonesia (BI), ULN Swasta pada Mei 2025 mencapai US$196,4 miliar terkontraksi 0,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu secara year on year (YoY). ULN Swasta Mei terkontraksi lebih besar ketimbang April yang sebesar 0,4 persen YoY.

Ekonom Segara Institute Piter Abdullah Rejalam mengatakan, turunnya ULN swasta sebenarnya tak lepas dari kondisi perekonomian domestik yang juga sedang melambat. 

“Kalau utang luar negeri swasta turun karena mereka makin hati-hati, itu bagus. Tapi kalau turunnya karena ekonomi kita lesu, investasi turun, itu jadi alarm,” ujarnya dihubungi Senin (14/7/2025).

Lanjutkan membaca di sini.

Peluang Bisnis di Sektor Tenaga Perawatan

Manusia secara kodrati akan menua. Di balik sifat alamiah tersebut, muncul peluang bisnis dari sektor tenaga perawatan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi lansia di Indonesia mencapai sekitar 12 persen dari total penduduk pada tahun 2024. Diproyeksikan bahwa angka ini akan terus meningkat sehingga mencapai 20,31 persen atau sekitar 65,82 juta jiwa pada tahun 2045.

Tren ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami penuaan populasi, di mana jumlah lansia meningkat seiring dengan bertambahnya angka harapan hidup.

Wakil Ketua Harian Asosiasi Senior Living Indonesia (ASLI) Trisno Muldani mengatakan, seiring dengan peningkatan harapan hidup dan bertambahnya jumlah warga lanjut usia (lansia), kebutuhan akan tenaga caregiver profesional meningkat. Tren ini membuka pintu bagi lapangan kerja baru dan potensi bisnis yang menjanjikan.

Profesi caregiver kini tak lagi sekadar pekerjaan sampingan, melainkan sebuah jalur karier profesional yang menjanjikan. Dengan pelatihan dan sertifikasi yang tepat, seorang caregiver dapat meniti karier dari asisten perawatan hingga manajer kasus lansia, bahkan berkesempatan bekerja di kancah internasional.

Namun, untuk meraih peluang ini, profesionalisme adalah kunci utama. Pelatihan yang komprehensif, mencakup aspek fisik, psikologis, dan sosial lansia, sangat krusial. Kemampuan komunikasi efektif, etika profesi, serta pemahaman tentang kondisi medis spesifik lansia (seperti demensia) akan membedakan caregiver berkualitas.

Lanjutkan membaca di sini.

Dongkrak Penjualan Mobil yang Lesu, Industri Butuh Insentif Pajak 

Penjualan mobil masih juga lesu. Diterpa daya beli masyarakat yang melemah, baik pelaku industri otomotif maupun ekonom membutuhkan suntikan insentif pajak agar bisa menggairahkan penjualan.

Mengutip Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) penjualan mobil secara grosir pada Juni 2025 sebanyak 57.760 unit turun 22,6 persen jika dibandingkan dengan 74.615 unit yang terjual pada Juni 2024. Adapun penjualan mobil dari Januari-Juni 2025 mencapai 374.740 unit turun 8,6 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 410.020 unit.

Tidak hanya penjualan grosir, penjualan ritel juga mengalami kemerosotan. Pada Juni 2025, total unit mobil yang terjual ke konsumen hanya 61.647 unit. Angka ini turun 12,3 persen dari 70.290 unit yang tercatat pada Juni 2024. Penurunan penjualan ritel secara langsung mencerminkan melemahnya daya beli atau minat konsumen di pasar domestik.

Mengingat penjualan mobil tengah lesu, Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan, peran dan kehadiran pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor. Pemerintah diharapkan melakukan restrukturasi pajak dalam menyelamatkan industri kendaraan bermotor dalam kurun waktu yang panjang.  

“Kalau kita belajar yang sudah sudah itu ada PPnBM-DTP pada waktu Covid-19 mampu mengungkit dalam waktu cepat penjualan dan produksi kendaraan bermotor. Namun kita berfikir lebih dalam, ya, merestrukturusasi pajak-pajak kendaraan bermotor,” kata Kukuh.

Lanjutkan membaca di sini.

Mobil China Diminati di Tengah Pasar yang Lesu

Di tengah lesunya penjualan mobil baru secara ritel atau langsung ke konsumen, sejumlah merek kendaraan mencatat kenaikan penjualan pada tahun 2025. Sebutlah BYD dan Chery. Masyarakat meminati mobil-mobil dengan fitur lengkap yang harganya lebih terjangkau.

Penjualan mobil baru ke konsumen cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pasca pandemi, penjualan mobil ritel sempat pulih dan mencapai angka penjualan 1 juta unit pada tahun 2022. Setelah itu, penjualan ritel perlahan menurun.

Pada tahun 2025, Gaikindo menargetkan penjualan mobil mencapai 900.000 unit. Target ini sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi penjualan mobil tahun 2024 yang sebanyak 889.680 unit. Namun, penjualan hingga semester I tahun ini baru mencapai 390.467 unit (43 persen). Jumlah itu turun 9,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Beberapa merek mobil yang penjualannya turun antara lain Toyota (-9,8 persen), Daihatsu (-25,4 persen), Honda (-24,2 persen), Suzuki (-20,5 persen), dan Wuling (-25,9 persen). Namun, terdapat merek lain yang penjualannya meningkat seperti mobil BYD dari 1.596 unit menjadi 13.705 unit (758,7 persen) dan mobil Chery dari 3.887 unit menjadi 10.283 unit (164,5 persen). 

Lanjutkan membaca di sini.

Rilis Berita Resmi Statistik dan Publikasi Badan Pusat Statistik 

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis dua berita resmi statistik (BRS) dan satu publikasi pada Selasa (15/7/2025). BRS yang akan dirilis adalah mengenai profil kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk. Adapun publikasi yang akan dirilis adalah tentang Statistik Perusahaan Peternakan Besar dan Peternakan Kecil 2024. Rilis statistik dan publikasi ini bisa membantu dunia usaha mendapatkan gambaran lebih jelas kondisi perekonomian saat ini sehingga mampu mengambil keputusan dengan lebih akurat.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 

Bank Indonesia (BI) akan menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juli 2025 yang dimulai Selasa 15 Juli 2025-Rabu 16 Juli 2025. Seperti halnya rutinitas RDG tiap bulannya, BI akan menetapkan kebijakan menaikkan atau menurunkan atau tetap meneruskan besaran suku bunga acuan saat ini. Hasil rapat RDG BI Juli 2025 akan diumumkan dalam jumpa pers Rabu 16 Juli pukul 14.00. Penetapan suku bunga acuan jadi penting bagi dunia usaha akan mempengaruhi tak hanya besaran bunga industri jasa keuangan, namun juga berdampak pada stimulus pendanaan sektor riil. 

“Anda tidak perlu menjadi yang terbaik untuk sukses, tetapi Anda harus menjadi yang paling gigih.” Barbara Corcoran (Pengusaha dan Investor)

Selamat beraktifitas Chief.

Tim SUAR