Selamat pagi Chief…
Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Meroket 148 Persen, QRIS Siap Ekspansi ke Jepang dan China
Di tengah perlambatan ekonomi domestik dan global, sistem pembayaran QRIS justru malah meroket. Volume transaksi QRIS pada triwulan kedua 2025 tumbuh 148,50% secara tahunan. Bahkan, QRIS juga terus ekspansi ke luar negeri.
Hal ini dialami Wahid Wartabone. Dua hari sebelum workshop internasionalnya dimulai, pria 24 ini memutuskan untuk lebih dulu menelusuri sisi lain Bangkok. Tujuannya, langsung ke Pasar Chatuchak, yang dikenal sebagai surga belanja Thailand.
Pasar yang dikenal terbesar di dunia dan menjadi tujuan wisatawan dunia ini menyediakan 15.000 toko. Jajanannya pun beragam mulai dari makanan, minuman, aksesoris.
Wahid sangat menikmati perjalanan itu, kecuali panas yang menyengat. Ia kemudian memutuskan untuk berhenti sejenak dan masuk ke sebuah kedai kopi untuk sekedar mendinginkan badan dan mengisi dahaga.
Matanya kemudian terpaku pada sebuah stiker QRIS yang terpampang di meja kasir.
“Shock sih, di meja kasirnya udah ada ditempel QRIS. Berasa lagi di coffee shop di Indonesia,” katanya kepada SUAR di Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Baca selengkapnya di sini.

Peluang Baru di Balik Tarif AS: Indonesia Bidik Lonjakan Ekspor dan Investasi
Kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang memberlakukan tarif impor sebesar 19 persen terhadap sejumlah produk asal negara tertentu justru dipandang sebagai peluang strategis bagi Indonesia. Menteri Perdagangan Budi Santoso menilai langkah ini bisa menjadi pintu masuk untuk mendongkrak ekspor nasional sekaligus menarik investasi asing ke tanah air.
“Dulu kita bersaing ekspor ke Amerika dengan tarif yang sama. Sekarang berarti kita punya kelebihan. Kalau punya kelebihan, berarti bisa menarik investasi asing datang ke Indonesia untuk ekspor ke Amerika,” ujar Budi kepada media usai menghadiri rapat koordinasi di Kementerian Perdagangan, Kamis (17/7/2025).
“Jadi ada dua yang kita dapatkan: investasi masuk, dan ekspor kita meningkat. Jadi kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Baca selengkapnya di sini.
Desentralisasi Kunci Memajukan Ekonomi Daerah
Desentralisasi atau pembagian kekuasaan dan kewenangan tak hanya dari pusat tapi juga ke daerah, diyakini bisa jadi kunci untuk memajukan perekonomian daerah. Hal ini menjadi salah satu sorotan utama dalam acara Pengukuhan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), Kamis, (17/7/2025).
Ketua Umum Apkasi yang juga menjabat sebagai Bupati Kabupaten Lahat Bursah Zarnubi mengatakan, mengutip pernyataan Presiden Prabowo Subianto bahwa 60 persen kegiatan nasional ada di kabupaten. Menurutnya, pernyataan Presiden ini menekankan pentingnya memberikan kesempatan kepada daerah untuk berkembang.
Sosiolog Pedesaan dan Pengembangan Masyarakat IPB University Ivanovich Agusta menekankan bahwa kunci kemajuan daerah terletak pada kemampuan mereka untuk tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pusat.
Baca selengkapnya di sini.
Rambu-rambu untuk Influencer Investasi
Para penasihat keuangan yang kerap bersliweran di media sosial (influencer) kini tak bisa lagi bicara sembarangan mempromosikan produk atau perusahaan di pasar modal. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kini memberi rambu-rambu bagi mereka.
Hal ini tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 13 tahun 2025 tentang Pengendalian Internal dan Perilaku Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE) dan Perantara Pedagang Efek (PPE).
Dalam aturan ini, PPE dan PED yang melakukan kerja sama dengan pegiat media sosial wajib memastikan pegiat media sosial telah memiliki izin sebagai penasihat investasi.
Mike Rini, seorang perencana keuangan independen, menjelaskan bahwa inti dari regulasi ini mencakup tujuan yang jelas, kewajiban bagi para influencer, koridor dalam penyampaian konten, serta aspek penegakan hukum dan sanksi. Ia menambahkan bahwa regulasi ini juga menguraikan peran penting OJK dalam sosialisasi dan pengawasan.
Pengamat Pasar Modal, Budi Frensidy, menyoroti bahwa regulasi yang mengatur peran influencer di pasar modal belum sepenuhnya komprehensif. Menurut Frensidy, aturan yang ada saat ini masih memiliki celah, terutama dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh influencer yang tidak terafiliasi langsung dengan perusahaan efek atau penjamin emisi.
"Saya pikir yang diatur itu memang sudah sewajarnya, tapi kelihatannya belum lengkap, ya. Belum mengatasi permasalahan yang dilakukan oleh yang terjadi dengan influencer," ungkapnya kepada Suar, Kamis (17/7).
Baca selengkapnya di sini.

Mengejar Target 75 GW Dalam 15 Tahun
Keseriusan Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2030 telah diteguhkan kembali dalam Konferensi Para Pihak ke-29 atau COP29 mengenai perubahan iklim di Baku, Azerbaijan, 2024. Indonesia menargetkan dalam 15 tahun ke depan akan menaikkan kapasitas energi terbarukan hingga 75 gigawatts (GW).
Berdasarkan kajian Institute for Essential Service Reform (IESR), Indonesia memiliki potensi pengembangan dan pembangunan energi terbarukan yang besar. Kapasitas total yang layak secara ekonomi dalam proyek energi terbarukan tercatat sebesar 333 (GW) yang bersumber dari pembangkit listrik tenaga (PLT) surya, angin, dan mini hidro.
Baca selengkapnya di sini.

Info Franchise & Business Concept (IFBC 2025) : adalah kegiatan pameran,waralaba, bisnis, distributor, keagenan nasional terkini yang yang dilaksanakan secara terjadwal setiap tahunnya. Acara ini akan berlangsung di Graha Manggala Siliwangi kabupaten Bandung mulai 18 hingga 20 Juli 2025, dimulai pukul 10 pagi hingga 8 malam waktu Indonesia Barat. Pameran ini akan menargetkan 30 ribu pengunjung di seluruh Indonesia, kegiatan ini akan menjadi platform yang bagus untuk ekspansi bisnis. Selain di kabupaten Bandung IFBC 2025 sudah dilaksanakan di Yogyakarta pada 30 Mei hingga 1 Juni kemarin. Acara ini cocok bagi yang ingin mencari peluang usaha, karena banyak booth yang bisa kunjungi sebagai solusi finansial di tengah kondisi saat ini.
Diskusi Panel "Menavigasi Dinamika Perkembangan Kebijakan Moderasi Konten di Indonesia" oleh CIPS: Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyelenggarakan diskusi panel di Mangkuluhur Artotel Suite, Jakarta, Jumat 18 Juli 2025 pukul 13.00 - 16.00. Adapun pembicara yang hadir adalah Direktur Pengendalian Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Safriansyah Yanwar Rosyadi, Wakil Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia Syarif Hidayatullah, dan Executive Director Remotivi Yovantara Arief. Adapun diskusi ini dimoderatori oleh Peneliti CIPS Muhammad Nidhal.

“Bisnis adalah tentang mencari peluang di setiap masalah dan mengubahnya menjadi kesempatan.” Richard Branson (Pendiri Virgin Group)
Selamat beraktivitas Chief.
Tim SUAR